LintasBagus.blogspot.com - Celana dalam yang menyamarkan garis pinggirnya,lazim disebut thong, tak selamanya bagus bagi
wanita. Memang, celana dalam ini membuat bokong terlihat lebih
seksi dan tampil tanpa garis ketika mengenakan celana panjang atau rok ketat, namun dari sisi kesehatan, kurang
menguntungkan.
"Celana ini gampang mendatangkan infeksi, terutama pada kandung kemih dan vagina," kata Dr. Jill M. Rabin, profesor pada
Clinical Obstetrics & Gynecology and Women's Health di Albert
Einstein College of Medicine.
Selain itu, fitur tali pada celana ini juga menimbulkan masalah lain.
Menurutnya, banyak thong, khususnya jenis berenda yang seksi,
terbuat dari bahan yang tak berongga. "Mungkin pada bagian
selangkangan menggunakan bahan katun, tapi bagian lain tidak,sehingga membuat kulit tak bisa 'bernafas' dan lembab," katanya.
Selain menyebabkan problem kulit, hal ini juga berpeluang
menyebabkan infeksi.
Selain itu, bagian selangkangan yang minimalis membuat bagian
itu gampang bersentuhan dengan celana atau rok. "Kemungkinan
iritasi menjadi lebih besar," katanya.
Di samping itu, tipis dan sempitnya celana di bagian
selangkangan cenderung membuatnya ikut 'bergerak',
memungkinkan bakteri dengan gampang berpindah. "Sebut
misalnya bakteri E. coli yang paling umum terdapat dalam usus
besar. Thong bisa dengan gampang menyetorkan bakteri kolon itu ke dalam vagina atau uretra," katanya.
Senada dengan Rabin, Dr. Shieva Ghofrany, ahli ginekologi di
Stamford Hospital juga menyoroti kemungkinan infeksi jika terlalu
sering mengenakan celana ini.
"Infeksi dapat terjadi ketika
keseimbangan di lingkungan vagina, termasuk tingkat
kelembaban dari cairan vagina,terganggu," katanya. Yang paling umum adalah infeksi ragi dan infeksi bakteri, terutama bakteri vaginosis.
Thong juga membawa risiko iritasi eksternal. "Kebanyakan pasien datang dengan iritasi di sekitar kulit vulva dan dekat anus
mereka," katanya. Ia menyarankan, sesekali mengenakannya tak
masalah, namun jangan digunakan terus-menerus.
Refrensi :Tempo.co